Kesehatan Ginjal Untuk Semua

Memajukan akses yang adil terhadap layanan dan praktik pengobatan yang optimal

Penyakit ginjal kronis diperkirakan mempengaruhi lebih dari 850 juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 3,1 juta kematian pada tahun 2019.[1] Saat ini, penyakit ginjal menduduki peringkat ke-8 penyebab kematian utama[2], dan jika tidak ditangani, penyakit ini diproyeksikan menjadi penyebab utama ke-5 hilangnya nyawa pada tahun 2040.[3]

Selama tiga dekade terakhir, upaya pengobatan penyakit ginjal kronis  berpusat pada persiapan dan pemberian terapi penggantian ginjal. Namun, terobosan terapeutik baru-baru ini [4] menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mencegah atau menunda penyakit dan mengurangi komplikasi seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal, yang pada akhirnya memperpanjang kualitas dan kuantitas hidup orang yang hidup dengan penyakit ginjal kronis .

Meskipun terapi-terapi baru ini harus dapat diakses secara universal oleh semua pasien, di setiap negara dan lingkungan, hambatan seperti kurangnya kesadaran penyakit ginjal kronis , kurangnya pengetahuan atau kepercayaan diri terhadap strategi terapi baru, kurangnya spesialis ginjal, dan biaya pengobatan berkontribusi terhadap kesenjangan yang besar dalam mengakses pengobatan. , khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, namun juga di beberapa negara berpendapatan tinggi. Ketimpangan ini menekankan perlunya mengalihkan fokus ke arah kesadaran penyakit ginjal kronis  dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

Untuk mencapai perawatan ginjal yang optimal diperlukan upaya mengatasi hambatan di berbagai tingkatan sambil mempertimbangkan perbedaan kontekstual di seluruh wilayah dunia. Hal ini mencakup kesenjangan dalam diagnosis dini, kurangnya layanan kesehatan universal atau cakupan asuransi, rendahnya kesadaran di kalangan petugas layanan kesehatan, dan tantangan terhadap biaya pengobatan dan aksesibilitas. Strategi multi-cabang diperlukan untuk menyelamatkan ginjal, jantung, dan nyawa:

  • Kebijakan kesehatan – Pencegahan penyakit ginjal kronis  primer dan sekunder memerlukan kebijakan kesehatan yang ditargetkan yang secara holistik mengintegrasikan perawatan ginjal ke dalam program kesehatan yang ada, menjamin pendanaan untuk perawatan ginjal, dan menyebarkan pengetahuan kesehatan ginjal kepada masyarakat dan tenaga kesehatan. Akses yang adil terhadap skrining penyakit ginjal, alat untuk diagnosis dini, dan akses berkelanjutan terhadap pengobatan berkualitas harus diterapkan untuk mencegah penyakit ginjal kronis  atau perkembangannya.
  • Pemberian layanan kesehatan – Pelayanan ginjal yang kurang optimal disebabkan oleh terbatasnya fokus kebijakan, tidak memadainya pendidikan pasien dan penyedia layanan kesehatan, kurangnya sumber daya untuk layanan berkualitas tinggi, dan terbatasnya akses terhadap pengobatan yang terjangkau. Agar strategi ini berhasil, penting untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan berorientasi lokal untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan terhadap perawatan ginjal berkualitas tinggi.
  • Tenaga kesehatan profesional – Mengatasi kekurangan tenaga kesehatan primer dan spesialis ginjal memerlukan peningkatan pelatihan, meminimalkan kehilangan penyedia layanan kesehatan, dan membangun kapasitas di antara petugas kesehatan, termasuk dokter layanan primer, perawat, dan petugas kesehatan masyarakat. Pendidikan tentang skrining penyakit ginjal kronis  yang tepat dan kepatuhan terhadap rekomendasi pedoman praktik klinis adalah kunci keberhasilan penerapan strategi pengobatan yang efektif dan aman. Merangkul inovasi ilmiah dan memanfaatkan alat farmakologis dan non-farmakologis untuk pengobatan penyakit ginjal kronis , serta membina komunikasi yang efektif dan empati di antara para profesional akan sangat berdampak pada kesejahteraan pasien.
  • Memberdayakan pasien dan komunitas – Secara global, pasien kesulitan mengakses layanan dan pengobatan karena tingginya biaya dan informasi yang salah, yang berdampak pada perilaku dan kepatuhan mereka terhadap kesehatan. Meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko penyakit ginjal kronis  seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, meningkatkan literasi kesehatan tentang pilihan gaya hidup sehat, perawatan diri, dan mendorong kepatuhan jangka panjang terhadap strategi pengobatan dapat membawa manfaat besar terutama bila dimulai sejak dini dan dikelola secara konsisten. Melibatkan pasien dalam organisasi advokasi dan komunitas lokal akan memberdayakan mereka untuk membuat keputusan dan meningkatkan hasil kesehatan mereka.

[1] https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/
[2] https://www.healthdata.org/news-events/newsroom/news-releases/lancet-latest-global-disease-estimates-reveal-perfect-storm
[3] https://www.thelancet.com/pdfs/journals/lancet/PIIS0140-6736(18)31694-5.pdf
[4] Renin-angiotensin inhibitors, SGLT2 inhibitors, non-steroidal mineralocorticoid receptor antagonists, and GLP-1 receptor agonists, have shown benefits in delaying kidney function decline together with reducing risks of cardiovascular events and death.

Sumber

https://www.worldkidneyday.org/2024-campaign/

10 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Rumah

Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat

PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. 

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.  

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

Beberapa Tatanan PHBS

Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :

  • PHBS di Rumah tangga
  • PHBS di Sekolah
  • PHBS di Tempat kerja
  • PHBS di Sarana kesehatan
  • PHBS di Tempat umum

Manfaat PHBS

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

Tatanan PHBS Rumah Tangga

Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.

Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :

  1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
    Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
  2. Pemberian ASI eksklusif
    Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
  3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
    Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
  4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
    Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
  5. Menggunakan air bersih
    Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
  6. Menggunakan jamban sehat
    Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
  7. Memberantas jentik nyamuk
    Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
  8. Konsumsi buah dan sayur
    Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
  9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
    Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
  10. Tidak merokok di dalam rumah
    Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Program PHBS Cuci tangan pakai sabun

Salah Satu Aktivitas PHBS – Cuci Tangan Pakai Sabun

Pentingnya Materi PHBS di Setiap Tatanan

Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat tatanan lain yang tidak kalah penting seperti PHBS di sekolah dan juga PHBS di tempat kerja. Keseluruhan dari materi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat yang terlibat pada setiap tatanan.

Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai penyakit. Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan dan kesehatan menjadi sesuatu yang tidak kalah penting.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berasal dari implementasi materi PHBS dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan praktek indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah gerakan untuk memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dimanapun dan juga kapanpun.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/phbs

Hipertensi: Keluarga Juga Ikut Menyembuhkan

Halo Healthies! Siapa disini yang sering gemas mengingatkan keluarganya untuk minum obat penurun tekanan darah?

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Pada riskesdas 2018, prevalensi Hipertensi di Indonesia meningkat hingga sebesar 34,1%. Namun cukup disayangkan, dari seluruh pasien hipertensi terdapat 32,3% masyarakat yang tidak rutin minum obat dan 13,3% yang tidak minum obat penurun tekanan darah. Padahal mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara rutin dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dan tidak menular ke depannya1.

Tahukah kamu, ternyata proses mengingatkan pasien untuk meminum obat adalah salah satu contoh dari Family Involvement dan mampu menurunkan tekanan darah secara signifikan pada pasien hipertensi.

Apa itu Family Involvement? Family Involvement atau “Keterlibatan Keluarga” diartikan sebagai partisipasi aktif keluarga terhadap proses penyembuhan pasien, dalam bentuk dukungan fisik, emosional, dan pola hidup sehat demi tercapainya kondisi pasien yang prima.

Manfaat Menurunkan Hipertensi

Selain menurunkan tekanan darah pasien hipertensi, apa saja ya manfaat lainnya?

  1. Pasien lebih percaya diri dalam berobat dan punya keinginan sembuh

Acap kali Ketika pasien datang sendiri untuk berkonsultasi dengan dokter, pasien merasa takut, cemas, dan malu bertanya mengenai kondisi penyakitnya. Bagi banyak pasien, memiliki anggota keluarga yang menemani konsultasi dapat memberi rasa nyaman dan kepercayaan diri. Hal itu dibuktikan dari beberapa penelitian yang menyatakan bahwa pasien dan keluarga yang mendapat edukasi

mengenai penyakit hipertensi cenderung lebih patuh meminum obat dan menjalani pola hidup sehat daripada hanya pasien yang mendapat edukasi2,3.

  1. Keluarga memiliki pengetahuan mengenai kondisi kesehatan pasien dan cara terapinya

Keikutsertaan keluarga dalam konsultasi ke dokter meningkatkan pemahaman keluarga mengenai kondisi kesehatan pasien. Healthies sebagai keluarga yang memahami kebiasaan pasien pun bisa memberi masukan kepada dokter mengenai bentuk terapi yang cocok dengan kondisi pasien. Informasi kebiasaan, pola makan, hingga aktivitas yang disukai pasien dapat membantu dokter dalam merumuskan terapi yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan pasien. Penyesuaikan terapi terhadap kebiasaan pasien mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan hipertensi4.

  1. Kualitas hidup pasien dan keluarga meningkat

Merujuk pada penelitian Maslakpak et al, ditemukan bahwa keikutsertaan keluarga dalam menjaga pola hidup sehat berdampak pada penurunan tekanan darah secara signifikan pada pasien hipertensi. Selain berdampak pada kesembuhan pasien, keterlibatan keluarga dalam proses terapi pun mampu meningkatkan pemahaman keluarga terhadap kesehatan mereka dan menurunkan insidensi penyakit tidak menular bagi anggota keluarga lainnya3,5.

  1. Si Kecil belajar pola hidup sehat sejak belia

Penerapan pola hidup sehat di keluarga dapat menjadi media edukasi bagi si kecil mengenai cara menjaga kesehatan tubuh mereka. Proses ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan mereka, seperti memilah camilan sehat yang disukai, menemani keluarga memasak, hingga ikut mengingatkan pasien untuk meminum obat. Memulai pola hidup sehat sedini mungkin berpengaruh pada penurunan resiko obesitas dan penyakit tidak menular di usia dewasa6.

Nah, bagaimana Healthies? Ternyata banyak ya manfaat dari kita ikut mengingatkan pasien untuk minum obat penurun tekanan darah. Yuk, mari jadi keluarga proaktif dengan cara ikut menemani pasien kontrol ke dokter secara berkala, mengingatkan untuk minum obat, dan bersama-sama melakukan pola hidup sehat.

Penulis:

Putri Adara Yasmin

Public Health Leader CIMSA Indonesia

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/hipertensi-keluarga-juga-ikut-menyembuhkan

Orang Tua, Waspada Penyakit Jantung Bawaan pada Anak!

Apa itu penyakit jantung bawaan? Penyakit Jantung Bawaan atau sering dikenal dengan  istilah PJB merupakan sebuah kondisi ketika seseorang memiliki kelainan struktur jantung atau sirkulasi di jantung akibat kegagalan proses pembentukan organ saat berada di dalam kandungan. 

Di dunia, setiap 1 dari 100 bayi lahir dengan PJB. Di Indonesia, negara dengan angka fertilitas (kesuburan) tinggi, terdapat kurang lebih 5 juta bayi lahir setiap tahun dengan 50.000 bayi lahir dengan PJB dan 12.500 dengan PJB berat. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki beban kesehatan tinggi terhadap kelainan ini (PJB). 

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan

Bagaimana PJB bisa terjadi? Sampai saat ini, penyebab terjadinya PJB masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor risiko yang berperan, meliputi kebiasaan merokok baik secara aktif maupun pasif, konsumsi alkohol, ibu dengan diabetes mellitus/penyakit gula saat hamil, infeksi TORCH, kelainan jantung bawaan di keluarga, faktor genetik lain. 

Gejala Penyakit Jantung Bawaan

PJB dapat menimbulkan gejala seperti:

  1. Mudah lelah
  2. Sesak napas
  3. Dada berdebar-debar
  4. Mudah pingsan
  5. Batuk dan pilek cenderung tidak sembuh-sembuh
  6. Tumbuh kembang terhambat
  7. BB sulit meningkat atau cenderung menurun
  8. Sering demam tidak diketahui penyebabnya
  9. Pernah terdiagnosis TBC saat anak atau sakit flek

Selain itu, tanda khas pada PJB yang dapat ditemukan antara lain adalah biru di bibir, lidah, jari tangan, atau kaki (sianosis).

Oleh karena itu, apabila anak Anda menunjukkan tanda atau gejala seperti di atas, segera periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Apabila tidak ditangani dengan baik dan segera, maka akan menimbulkan kondisi seperti gagal jantung kanan, gangguan irama jantung, angka harapan hidup berkurang, dan peningkatan risiko terjadinya stroke di masa depan. 

Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan

Pencegahan dapat dilakukan menghindari faktor risiko, yakni dengan tidak merokok, tidak konsumsi alkohol, menjaga kesehatan tubuh. Bagi yang sudah terdiagnosis, wajib rutin kontrol sesuai jadwal, konsumsi obat sesuai anjuran, aktivitas disesuaikan dengan kebutuhan, konsumsi makanan bergizi seimbang (tidak ada pantangan khusus makanan tertentu yang dapat memperparah PJB).  

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/orang-tua-waspada-penyakit-jantung-bawaan-pada-anak

Tahukah Kamu Jika Stunting Pada Anak Dapat Kita Cegah Bersama? Yuk, Cek Caranya!

Pada Januari 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa angka kejadian stunting di Indonesia mengalami penurunan menjadi 21,6% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 24,4%[1]. Penurunan ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif antara Kementerian Kesehatan dan seluruh elemen masyarakat. Meskipun demikian, potensi stunting pada anak tetap perlu diwaspadai dan diupayakan pencegahan serta penanganannya oleh petugas kesehatan dan orang-orang terdekat

Menyadari pentingnya pencegahan stunting pada anak, Kao Indonesia memberikan dukungan kepada Program Pencegahan Stunting Kementerian Kesehatan RI melalui pemberdayaan Kader Posyandu, sebagai garda terdepan dalam kesehatan ibu dan anak, pada tanggal 17 Maret 2023 di Kelurahan Menteng Atas. Pemberdayaan dilakukan melalui penyediaan edukasi dan pelatihan mengenai konsep komunikasi dasar dan informasi terkait stunting yang dibutuhkan oleh para kader untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Posyandu.

Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan kader posyandu, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat secara luas. Sebagai sahabat Kao, kita semua dapat berkontribusi dalam upaya bersama mencegah stunting pada anak. Caranya adalah dengan memahami, menyampaikan, dan mengingatkan informasi terkait pencegahan stunting kepada diri sendiri, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dengan anak balita di sekitar kita. Dengan kesadaran dan partisipasi kita semua, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal bagi anak-anak Indonesia.

 

Stunting dan Dampaknya

Stunting merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan sering mengalami infeksi, ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang tidak mencapai standar. Dampaknya sangat signifikan terhadap tumbuh kembang anak, termasuk peningkatan risiko penyakit, gangguan kecerdasan, serta fungsi tubuh yang tidak optimal. Di Indonesia, statistik menunjukkan bahwa satu dari empat anak mengalami stunting, dengan jumlah anak yang terkena stunting mencapai sekitar 5 juta[2].

Stunting pada anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dari lingkungan eksternal maupun internal yang sebenarnya dapat cegah dan diperbaiki, antara lain:

  •  Kurangnya asupan gizi yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap gizi
  • Infeksi yang berulang
  • Terbatas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
  • Pola asuh yang salah
  • Kurangnya pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

 

Pencegahan Stunting

  • Pencegahan dengan ABCDE:
  1. (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah -> 1 tablet seminggu sekali untuk remaja putri, dan 1 tablet setiap hari untuk ibu hamil
  2. (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali -> periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG
  3. (C) Cukupi konsumsi protein hewani -> setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan
  4. (D) Datang ke Posyandu setiap bulan -> pantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita di posyandu setiap bulan
  5. (E) Eksklusif ASI 6 bulan -> dilanjutkan hingga usia dua tahun
  • Pencegahan dengan Isi Piringku

Salah satu cara efektif untuk mencegah stunting adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang sesuai panduan “Isi Piringku” yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI. Panduan ini terdiri dari komponen utama, yaitu Makanan Pokok, Lauk Hewani, Lemak (minyak/santan), Sayur, dan Buah. Sahabat Kao juga dapat melihat poster Isi Piringku yang ada pada artikel ini sebagai panduan.

  • Pencegahan Dengan PHBS

Salah satu faktor kunci yang sering kali terlewat dalam mencegah stunting adalah penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Untuk memastikan pencegahan stunting yang efektif, Sahabat Kao perlu mengikuti langkah-langkah PHBS berikut:

  1. Rajin mandi menggunakan sabun minimal 2 kali sehari
  2. Rajin mencuci tangan menggunakan sabun saat sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, setelah memegang hewan, setelah membersihkan lingkungan, dan setelah beraktivitas di luar rumah.
  3.  Mencuci pakaian dengan detergen.

Yuk bersama kita cegah stunting pada anak Indonesia!

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/tahukah-kamu-jika-stunting-pada-anak-dapat-kita-cegah-bersama-yuk-cek-caranya

Mitos dan Fakta Diabetes

Pernah dengar mitos seperti perempuan dengan diabetes tidak bisa mengandung, atau orang diabetes tidak bisa menjadi donor darah, atau bahkan diabetes bukan masalah besar? Mari kita simak jawaban dari Kementrian Kesehatan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.   Mitos: “Diabetes bukan masalah besar.”

Fakta: Jika dibiarkan tidak diperiksa, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius dan menyebabkan kematian lebih cepat dari seharusnya. Diabetes adalah salah satu dari 8 penyakit utama yang mengakibatkan kematian pada orang dewasa. Menderita diabetes memperbesar kemungkinan 2 kali lebih besar terkena serangan jantung. Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, amputasi tungkai bawah, dan beberapa akibat jangka panjang yang membuat mutu hidup menjadi lebih rendah.

Mitos: “Orang dengan diabetes harus melakukan diet khusus.”

Fakta: Diet makanan sehat bermanfaat bagi siapapun, termasuk orang dengan diabetes. Pola makanan sehat harus mengandung biji-bijian, sayuran dan buah, menghindari lemak trans, dan membatasi lemak larus dan karbohidrat olahan, terutama gula.

Mitos: “Makanan ‘ramah diabetes’ dan ‘bebas gula’ baik bagi penderita diabetes.”

Fakta: Makanan bebas gula kerap mengandung sejumlah kalori dan gula bahkan karbohidrat. Jadi mulailah membaca dengan teliti label makanan. Ingat, kata-kata ‘natural’ atau ‘asli alami’ tidak selalu berate aman. 

Mitos: “Penyandang diabetes tidak dapat menyumbangkan darah.”

Fakta: Penyandang diabetes tetap dapat menyumbangkan darah (donor darah) selama kadar gula darahnya terkendali.

Mitos: “Perempuan penyandang diabetes sebaiknya tidak hamil.”

Fakta: Dengan control atau pengendalian gula darah yang baik, perempuan penyandang diabetes tetap dapat mengandung dan melahirkan bayi yang sehat.

Mitos: “Diabetes pada ibu hamil tak perlu dianggap serius karena akan menghilang begitu melahirkan.”

Fakta: Pada 50-70% ibu hamil yang memiliki diabetes (diabetes gestational) saat mengandung, dia berisiko menderita diabetes tipe 2 dalam waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa. Diabetes gestational hraus mendapat perhatian serius dan pengobatan.

Mitos: “Penggunaan insulin saat hamil dapat memberi dampak buruk bagi bayi.”

Fakta: Insulin tidak memberi dampak buruk pada bayi, malah kadar gula yang tinggi bisa memberi dampak buruk pada bayi. Hanya sedikit sekali insulin yang memasuki plasenta (dbandingkan tablet oral) sehingga aman digunakan untuk mengendalikan akdar glukosa dalam darah selama kehamilan karena pola makan dan olahraga saja tidak cukup. 

Mitos: “Penyandang diabetes dapat makan gandum tetap tidak dapat makan nasi.”

Fakta: Tidak benar. Baik gandum maupun nasi mengandung kadar karbohidrat (-70%) dan indeks glikemi yang sama. Keduanya meningkatkan kadar gula secara sama. Dengan porsi terbatas, keduanya dapat dikonsumsi.

80% Penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2 dapat dicegah 1 dari 11 orang dewasa menderita diabetes di 2015

Sumber

https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/mitos-dan-fakta-diabetes

Penting Pahami Ancaman Polusi Udara Pada Kesehatan

Polusi udara telah menjadi salah satu tantangan lingkungan yang semakin mengemuka dalam era modern yang kita hadapi saat ini. Tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga dari asap pabrik, polusi udara memiliki dampak signifikan terhadap kualitas udara yang kita hirup dan kesehatan kita secara keseluruhan.

Polusi Udara Jakarta Semakin Memburuk

Pada tanggal 22 Agustus 2023, pukul 12.00 WIB, Jakarta menghadapi tingkat polusi udara sebesar 161 AQI, menempatkannya pada peringkat ke-dtiga dari 100 kota dengan tingkat kualitas udara yang buruk.

Seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, polusi udara memberikan kontribusi sekitar 15-30% terhadap penyakit paru-paru. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami ancaman yang dihadapi akibat polusi udara. Beberapa dampak kesehatan yang bisa timbul karena paparan polusi udara antara lain:

  • Flek Kulit dan Serangan Asma: Polutan seperti Hidrokarbon (HC) dan Sulfur Oksida (SOx) dapat memicu flek pada kulit dan serangan asma.
  • Iritasi dan Peradangan Mata: Polusi udara dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mata, mengganggu kenyamanan visual.
  • Iritasi Saluran Napas: Debu dan partikel-partikel lain dalam polusi udara dapat memicu iritasi pada saluran napas, mengganggu fungsi pernapasan.
  • Gangguan Kulit: Paparan polusi udara dapat menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik, mengganggu kenyamanan kulit.
  • Dampak pada Pertumbuhan Anak: Timbal yang terdapat dalam udara tercemar dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak jika masuk ke dalam saluran pernapasan mereka.
  • Risiko Kanker Paru-paru: Paparan jangka panjang terhadap polusi udara telah terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.

Ketahui Asal Muasal Polusi Udara

Polusi udara masuk ke dalam atmosfer Bumi melalui berbagai cara yang berbeda. Sebagian besar polusi udara diciptakan oleh manusia, berupa emisi dari pabrik, mobil, pesawat terbang, atau kaleng aerosol. Asap rokok dari perokok pasif juga dianggap sebagai polusi udara. Sumber-sumber polusi yang dihasilkan oleh manusia ini disebut sebagai sumber antropogenik.

Beberapa jenis polusi udara, seperti asap dari kebakaran hutan atau abu dari gunung berapi, terjadi secara alami. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber alami.

Polusi udara paling umum terjadi di kota-kota besar di mana emisi dari berbagai sumber terkonsentrasi. Terkadang, pegunungan atau gedung-gedung tinggi mencegah polusi udara menyebar. Polusi udara ini sering kali muncul sebagai awan yang membuat udara menjadi keruh. Ini disebut sebagai kabut asap atau “smog”. Kata “smog” berasal dari penggabungan kata “asap” dan “kabut”.

Tak kurang dari 2,4 miliar orang menggunakan bahan bakar yang mencemari udara untuk memasak dan menghangatkan rumah mereka, dan setiap tahunnya, sekitar 3,2 juta nyawa dipertaruhkan akibat polusi udara di dalam rumah.

Lebih dari 99% penduduk hidup di wilayah dimana tingkat polusi udara melebihi pedoman kualitas udara dari WHO, dan setiap tahunnya, 4,2 juta kematian dapat dikaitkan dengan polusi udara lingkungan.

Perlunya tindakan serius dalam menghadapi permasalahan polusi udara menjadi suatu keharusan, karena dampak buruknya bagi kesehatan.

Mengetahui dampak-dampak tersebut, penting bagi masyarakat, terutama yang banyak beraktivitas di luar ruangan, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan
  • Menggunakan masker saat berada di luar ruangan
  • Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  • Hemat energi dalam berkegiatan sehari-hari

Apabila mengalami gejala yang dihubungkan dengan penyakit akibat polusi udara, segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Tindakan awal yang cepat akan membantu dalam penanganan penyakit dan pemulihan yang lebih cepat, memungkinkan kita untuk kembali menjalani aktivitas normal tanpa hambatan.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-pahami-ancaman-polusi-udara-pada-kesehatan

Mengenal Bahaya Polusi Udara untuk Tubuh

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang banyak kita temukan di era modern seperti saat ini, baik yang berasal dari kendaraan bermotor maupun asap yang ditimbulkan dari pabrik. Polusi udara kini tidak hanya mengancam kualitas udara yang kita hirup, namun juga memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan kita.

Permasalahan polusi udara sangat perlu mendapatkan penanganan dan perhatian, mengingat dampak polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan kita, serta memicu berbagai masalah kesehatan yang sangat serius.

Di Jakarta sendiri, tingkat polusi udara per-tanggal 5 Juli 2023 pukul 10:42 sudah mencapai 153 AQI yang menempatkan jakarta sebagai peringkat kelima dari 100 negara dengan kondisi udara yang tidak sehat. 

Dampak Polusi Udara Bagi Tubuh

Menurut Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan, pada penyakit paru polusi udara menyumbang 15-30% sehingga penting bagi kita untuk mengetahui berbagai ancaman yang dapat ditimbulkan akibat polusi udara. Berikut ini merupakan beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari polusi udara terhadap kesehatan manusia, diantaranya adalah:

  1. Menimbulkan flek dan memicu serangan asma akibat paparan HC & SOx (Hidrocarbon dan Sulfur oksida)
  2. Memicu iritasi dan peradangan pada mata
  3. Iritasi pada saluran napas akibat banyaknya paparan debu-debu kotor
  4. Menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik
  5. Kandungan Timbal pada udara kotor apabila masuk ke saluran pernapasan anak, bisa menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan anak
  6. Memicu kanker paru-paru

Dengan mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara bagi tubuh, diharapkan bisa menjadi acuan terhadap masyarakat, khususnya yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan untuk bisa memperhatikan kesehatan dengan rutin menggunakan masker saat berada di ruang publik, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melakukan hemat energi.

Tidak lupa untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami satu dari beberapa gejala penyakit akibat polusi udara yang telah disebutkan diatas, sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin, agar kita mampu kembali beraktivitas seperti sedia kala

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-bahaya-polusi-udara-untuk-tubuh

Search

+